Mengidentifikasi masalah potensial
Accounts receivable turnover memungkinkan perusahaan untuk mengetahui kemampuan pelanggan untuk membayar tagihan mereka. Ini memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi masalah potensial dan melakukan tindakan preventif sebelumnya.
Baca juga: Apa itu Rasio Aktivitas? Pengertian, Manfaat, Rumus, dan Jenisnya
Tips Bagaimana Mengelola Rasio Perputaran Piutang
Berikut ini ada beberapa tips langkah Anda untuk meraih dan juga dapat mengelola rasio perputaran piutang untuk keuntungan perusahaan, sebagai berikut :
Membuat kebijakan yang konsisten
Perusahaan harus membuat kebijakan yang konsisten untuk mengumpulkan piutang. Ini harus memuat persyaratan pembayaran, jadwal pembayaran, sanksi bagi pelanggan yang gagal membayar, dan prosedur untuk mengirim tagihan ke pelanggan.
Contoh Kasus Rasio Perputaran Piutang
Perhitungan Rasio Perputaran Piutang
Seperti kasus perhitungan diatas bisa Anda ketahui nilai rasio perputaran piutang (receivable turnover ratio) yaitu sebesar 8 kali.
Baca Juga : Penjelasan Lengkap Return On Investment (ROI) dan Perhitungannya
Bagaimana Cara Penilaian Rasio Perputaran Piutang Yang Baik?
Menilai rasio perputaran piutang merupakan suatu pengukuran atas kemampuan dan efisiensi perusahaan, yang secara tepat atau tidak dalam menagih piutangnya. Bahwa semakin tinggi rasio tersebut maka akan semakin menguntungkan serta menjadi hasil yang baik bagi perusahaan.
Sebagai contoh, perusahaan memiliki hasil rasio piutang dengan nilai 2 (dua). Sudah berarti bahwa perusahaan tersebut berhasil mengumpulkan piutang rata-rata secara dua kali selama tahun tertentu.
Maka sebagai kesimpulannya, perusahaan yang menerima kas dari pelanggannya. Serta tagihannya setiap enam bulan dan menghasilkan efisiensi perusahaan yang lebih tinggi, bisa dilihat dari perolehan keuntungan perusahaan atas sudut pandang arus kas.
Langkah selanjutnya perusahaan harus mengumpulkan uang tunai secara tepat waktu, agar nantinya uang tersebut bisa menutupi suatu kewajiban pembayaran atau tagihan perusahaan lainnya.
Dengan menilai perhitungan rasio piutang dapat membantu Anda dalam meraih keuntungan perusahaan yang dihasilkan. Namun hal penting lainnya adalah ketika Anda sibuk dan berada di tahap mengembangkan usaha, sehingga Anda lupa bahwa pentingnya mengatur laporan keuangan Anda dengan baik.
Sebagai salah satu solusinya bisa Anda dapatkan yaitu dengan menggunakan layanan profesional kami yaitu jasa pembukuan untuk Anda. Meskipun Anda tidak memiliki akuntan sekalipun, dengan menggunakan jasa pembukuan, bisa membantu perhitungan dan pelaporan pajak untuk membantu para pengusaha yang sibuk setiap harinya.
[elementor-template id="26379"]
Berapa Nilai Rasio Perputaran Piutang yang Baik?
Rasio yang baik adalah rasio yang tinggi, yang menunjukkan bahwa bisnis dapat menagih dan mendapatkan pembayaran atas piutangnya dengan cepat.
Rasio perputaran piutang yang baik untuk bisnis berbeda-beda, tergantung pada industri dan kondisi keuangan.
Sebagai contoh, untuk industri ritel, perputaran piutang yang baik adalah antara 1,5 – 2,5. Ini berarti bahwa bisnis berhasil menagih dan mendapatkan pembayaran atas piutangnya dalam waktu 1,5 hingga 2,5 kali dalam setahun.
Jika rasio ini lebih rendah dari 1,5, berarti bisnis kurang efisien dalam menagih dan mendapatkan pembayaran atas piutangnya.
Untuk bisnis lain, rasio perputaran piutang yang baik bisa berbeda. Sebagai contoh, untuk bisnis manufaktur, rasio Perputaran Piutang yang baik adalah antara 3,5 hingga 5.
Ini berarti bahwa bisnis berhasil menagih dan mendapatkan pembayaran atas piutangnya dalam waktu 3,5 hingga 5 kali dalam setahun.
Ketika menilai rasio perputaran piutang, penting untuk mempertimbangkan kondisi keuangan bisnis. Jika bisnis memiliki banyak piutang yang tertunda, ini bisa berarti bahwa piutang tidak dibayar dalam jangka waktu yang cukup lama.
Dalam hal ini, bisnis harus melakukan evaluasi piutang dan mengambil tindakan untuk meningkatkan rasio dengan membuat lebih banyak pembayaran cepat.
Baca juga: Biaya Historis Adalah: Konsep, Fungsi, dan Bedanya dengan Fair Value
Langkah 5. Mengukur tingkat akumulasi piutang rata-rata
Kelima, perusahaan harus mengukur tingkat akumulasi piutang rata-rata.
Hal ini dapat dilakukan dengan menghitung jumlah total piutang yang telah diterima oleh perusahaan selama periode waktu tertentu dan membagi jumlah total tersebut dengan jumlah total piutang yang telah dikeluarkan oleh perusahaan selama periode waktu tersebut.
Hasil dari perhitungan ini memberi perusahaan gambaran tentang seberapa banyak piutang yang belum dibayar.
Baca juga: Absorption Costing Adalah: Manfaat, Komponen, Cara Hitung, dan Contohnya
Contoh rasio perputaran piutang 2
PT. ABC merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang penjualan alat-alat elektronik berbasis kredit. PT. ABC memiliki piutang awal sebesar Rp.100.000.000, total penjualan kredit sebesar Rp.200.000.000, dan piutang akhir sebesar Rp.120.000.000.
Untuk menghitung Receivable Turnover Ratio, maka rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Rata-rata piutang = Rp. 100.000.000 + Rp. 120.000.000 : 2 = Rp. 110.000.000
Receivable Turnover Ratio PT. ABC adalah = Rp.200.000.000 : Rp.120.000.000 = 1,82 kali
Contoh Rasio Perputaran Aset Tetap
Untuk lebih memahami bagaimana menghitung rasio perputaran aset tetap tentu akan lebih mudah. Inti dari rumus rasio perputaran aset tetap adalah membagi penjualan bersih dengan total biaya penyusutan aset. Adapun contoh perhitungan rasio perputaran aset tetap sebagai berikut:
Sebuah perusahaan yang memproduksi mobil memiliki aset tetap sebesar Rp1.434.900.000, dengan akumulasi penyusutan sebesar Rp430.470.000. Penjualan perusahaan pada tahun berjalan yaitu Rp4.017.720.000.
Rasio perputaran aset tetap = penjualan bersih / (aset tetap bruto – akumulasi penyusutan) = Rp4.017.720.000 / (Rp1.434.900.000 – Rp430.470.000) = Rp4.017.720.000 / Rp1.004.430.000 = 4
Contoh di atas telah mengartikan bahwa perusahaan mobil tersebut sudah mencapai pada rasio 4. Artinya, perusahaan sudah menggunakan aset tetapnya sebanyak empat kali dalam satu periode.